Dalam sosiologi, terdapat stratifikasi sosial yang dapat kita
jabarkan unsur-unsurnya. Unsur-unsur stratifikasi sosial itu sendiri ada
dua yakni status sosial dan peranan sosial. Status sosial dan peranan
sosial merupakan unsur penentu bagi penempatan seseorang dalam
masyarakat. Kedudukan dapat memberikan pengaruh, kehormatan, kewibawaan
pada seseorang, sedangkan peranan merupakan sikap tindak seseorang yang
menyandang status dalam kehidupan masyarakat.
STATUS SOSIAL
Menurut Mayor Polak ( 1979 ), status dimaksudkan sebagai kedudukan
sosial seorang oknum dalam masyarakat maupun kelompok. Status mempunyai
dua aspek, yakni aspeknya agak stabil, dan kedua aspeknya yang lebih
dinamis. Polak mengatakan bahwa status mempunyai aspek struktural dan
fungsional. Pada aspek uang pertama sifatnya hirarkis, artinya
mengandung perbandingan tinggi atau rendahnya secara relatif terhadap
status-status lain. Sedangkan aspek yang kedua dimaksudkan sebagai
peranan sosial ( social role ) yang berkaitan dengan status tertentu,
yang dimiliki seseorang.
Status sosial dapat dibedakan atas dua macam menurut proses perkembangannya, yaitu sebagai berikut :
1) Status yang diperoleh atas dasar keturunan (Ascribed-Status).
Padaumumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang
menganut stratifikasi tertutup, misalnya masyarakat feodal atau
masyarakat yang menganut paham rasialisme. Contoh lain, seorang suami
telah dikodratkan mempunyai status berbeda dengan istri dan anak-anaknya
dalam keluarga, paling tidak secara fisik seorang laki-laki apa adanya.
Kendatipun emansipasi telah dapat menyamai kaum laki-laki di bidang
lain, seperti pendidikan, politik, pekerjaan dan jabatan, akan tetapi
tidak menyamainya dalam hal fisik dan biologis.
2) Status yang diperolea atas dasar usaha yang disengaja
(Achieved-Status), status ini dalam perolehannya berbeda dengan status
atas dasar kelahiran, kodrat atau keturunan, status ini bersifat lebih
terbuka, yaitu atas dasar cita-cita yang direncanakan dan diperhitungkan
dengan matang. Individu dan segenap anggota masyarakat berhak dan bebas
menentukan kehendaknya sendiri dalam memilih status tertentu sesuai
dengan kemampuannya sendiri. Setiap orang dapat menjadi hakim, menteri,
dokter, guru besar, dan sebagainya, asal ia dapat memenuhi syarat-syarat
tertentu dalam usaha dan kerja keras dalam proses pencapaian tujuannya
itu. Mayor Polak membedakan lagi atas satu macam status, yaitu status
yang dberikan (Assigned-Status). Status ini sering mempunyai hubungan
erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau
golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang
dianggap telah berjasa, telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
PERANAN SOSIAL
Peranan sosial adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu
dalam usaha menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan status
sosialnya. Seseorang dapat dikatakan berperanan jika dia sudah
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya di dalam
masyarakat. Jika seseorang mempunyai status tertentu dalam kehidupan
masyarakat, maka selanjutnya ada kecenderungan akan timbul suatu
harapan-harapan baru. Dari harapan-harapan ini seseorang kemudian akan
bersikap dan bertindak atau berusaha untuk mencapainya dengan dengan
cara dan kemampuan yang dimiliki. Dengan singkat, peranan dapat
dikatakan sebagai sikap dan tindakan seseorang sesuai dengan statusnya
di dalam masyrakat. Atas dasar definisi tersebut maka peranan dalam
kehidupan masyarakat adalah sebagai aspek dinamis dari status.
Ciri pokok yang berhubungan dengan istilah peranan sosial adalah
terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial seseorang dalam masyarakat
yang menyangkut dinamika dari cara-cara bertindak dengan berbagai norma
yang berlaku dalam masyarakat sebagaimana pengakuan terhadap status
sosialnya. Sedangkan fasilitas utama seseorang yang akan menjalankan
peranannya adalah lembaga-lembaga sosial yang ada dalam masyarakat.
Biasanya lembaga masyarakat menyediakan peluang untuk pelaksanaan suatu
peranan. Menurut Levinson, bahwa peranan mencakup tiga hal, pertama,
peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan. Kedua, peranan adalah suatu konsep perihal apa yang
dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
Ketiga, peranan juga dapat dikatakan sebagai perikelakuan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
Peranan seseorang lebih banyak menunjukkan suatu proses dari fungsi
dan kemampuan mengadaptasi diri dalam lingkungan sosialnya. Dalam
pembahasan tentang aneka macam peranan yang melekat pada individu –
individu dalam masyarakat, Soerjono mengutip pendapat Marion J. Levy,
bahwa ada beberapa pertimbangan sehubungan dengan fungsinya, yaitu
sebagai berikut :
a) Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya.
b) Peranan tersebut seyogianya dilekatkan pada individu yang
oleh masyarakat dianggap mampu melaksanakannya. Mereka harus telah
terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk melaksanakannya.
c) Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu
yang tak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan oleh
masyarakat, oleh karena mungkin pelaksanaanya memerlukan pengorbanan
yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya.
d) Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan
peranannya, belum tentu masyarakat akan mampu memberikan peluang-peluang
yang seimbang. Bahakan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa
membatasi peluang-peluang tersebut.
KELOMPOK SOSIAL
Secara sosiologis, istilah kelompok mempunyai pengertian sebagai
suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan
berinteraksi, di mana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.
Dalm buku Sociology An Introduction. Joseph S. Roucek dan
Roland L. Warren (1984), menyatakan bahwa satu kelompok meliputi satu
atau dua lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola
interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain
secara keseluruhan.
Menurut Wila Huky (1982), bahwa kelompok merupakan suatu unit yang
terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling
berkomunikasi, Wila Huky juga menuliskan beberapa ciri dasar suatu
kelompok yang salah satunya adalah kelompok merupakan suatu kesatuan
dalam dirinya sendiri, ia memiliki warna dan ciri sendiri yang berbeda
dari yang lain dan bahkan berbeda dengan anggota-anggotanya secara
pribadi. Karena itu, kelompok tidak dapat semata-mata dipahami melalui
perbedaan kualitas dan ciri dari para anggota. Kelompok dapat dipahami
melalui struktur yang ada di dalamnya sebagai suatu unit yang utuh.
Manusia sebagai anggota kelompok tentu harus tunduk dengan berbagai
norma atau kaidah sosial yang berlaku, sehingga setiap tindakan individu
senantiasa mencerminkan kepentingan keompoknya.
Menurut Abdul Syani (1987), bahwa ada sejumlah rangkaian atau sistem
yang dapat menyebabkan kelompok dikatakan berstruktur, yaitu :
1) Adanya sistem dari status-status para anggotanya, seperti
sebuah organisasi pemuda misalnya. Ia memiliki susunan pengurus yang
merupakan suatu rangkaian yang bersifat hierarkis.
2) Terdapat atau berlakunya nilai-nilai, norma-norma dalam
mempertahankan kehidupan kelompoknya, artinya struktur selalu selalu
diutamakan kestabilanya.
3) Terdapat peranan-peranan sosial (social role) yang merupakan aspek dinamis dari struktur.
PROSES TERBENTUKNYA KELOMPOK SOSIAL
Terbentuknya kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu
ingin hidup bersama, itulah sebabnya maka dalam masyarakat, manusia
dapat dipersamakan dengan masyarakat binatang. Manusia sejak dilahirkan
di dunia ini sudah mempunyai kecenderungan atas dasar nalurinya secara
biologis untuk hidup berkelompok.
Ada dua hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok :
1) Hasrat untuk berstu dengan manusia-manusia lain di sekitarnya.
2) Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam di sekitarnya.
Menurut Soerjono Soekanto, bahwa himpunan manusia baru dapat
dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memenuhi persyaratan tertentu,
yaitu antara lain :
1) Setiap angota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2) Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya, dalam kelompok itu.
3) Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota
kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertanbah erat.
4) Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL
1) Kelompok kekerabatan
Dalam kehidupan masyarakat yang masih sederhana atau paling tidak,
kelompok yang memiliki jumlah anggota terbatas, biasanya hubungan antara
masing-masing anggotanya saling mengenal secara mendalam. Yang menjadi
dasar kekuatan ikatan kelompok ini adalah sistem kekerabatan, terdiri
dari anggota keluarga, termasuk pula atas dasar persamaan pekerjaan.
Ciri yang tidak disadari dari kelompok ini ialah barangsiapa yang telah
mendapatkan pertolongan, maka pada waktu tertentu, dirasakan sangat
tidak pantas apabila tidak membalas bantuan yang pernah diterimanya.
2) Kelompok utama dan kelompok sekunder
Kelompok utama dan kelompok sekunder, secara sosiologis dapat disebut dapat sebagai we feeling,
di mana para anggotanya memiliki perasaan yang sangat besar terhadap
kelompoknya. Para anggotanya saling membagi pengalaman, berencana dan
memecahkan masalah bersama serta berusaha bersama dalam memenuhi
kebutuhan bersama. Pengertiannya relatif sama, pembedanya, kelompok
kecil di mana hubungan antar anggotanya lebih dekat (face to face), sedangkan kelompok-kelompok yang lebih besar, di mana hubungan antar anggotanya lebih jauh dan lebih luas.
3) Gemeinschaft dan Gesselschaft
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana para anggotanya
diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Dasar
hubungan tersebut adalah rasa cinta, dan rasa kekuatan batin yang telah
dikodratkan, bersifat nyata dan organis.
Gemeinschaft mempunyai mempunyai beberapa ciri pokok, antara lain :
a) Intimate, artinya hubungan yang menyeluruh dan mesra sekali
b) Private, artinya hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c) Exclusive, artinya bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk kita saja, dan tidak untuk orang-orang lain di luar kita.
Gemeinschaft juga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1) Gemeinschaft by blood, yaitu ikatan yang didasarkan pada
ikatan darah atau keturunan, contohnya keluarga, dan kelompok
kekerabatan.
2) Gemeinschaft of place, yaitu suatu ikatan yang terdiri dari
orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya, sehingga dapat salin
menolong. Contohnya adalah Rukun Tetangga, Rukun Warga, arisan.
3) Gemeinschaft of mind, yaitu ikatan antara orang yang tidak
sama tempat tinggalnya, maupun hubungan darahnya, namun memiliki
ideologi yang sama.
Sementara itu yang disebut Gesselschaft adalah kelompok yang didasari
oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya hanya terbatas. Menurut
Tonnies, Gesselschaft hanya bersifat pikiran belaka (imaginary) serta
strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan sebagai
sebuah mesin. Gesselschaft hanya mempunyai kepentingan-kepentingan yang
bersifat rasional, artinya kepentingan-kepentingan perorangan berada di
atas kepentingan kelompok, sedangkan unsur-unsur kehidupan lainnya hanya
merupakan alat-alat belaka. Adapun perbedaannya secara jelas dapat
dilihat sebagai berikut :
a) Gemeinschaft :
1) Personal.
2) Informal.
3) Tradisional.
4) Sentimental.
5) Umum.
b) Gesselscaht :
1) Impersonal ( kurang berkepribadian yang jelas ).
2) Formal.
3) Nilai guna (utilitarian ).
4) Realistik.
5) Khusus.
4) Kelompok formal dan kelompok informal
Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang sengaja diciptakan dan
didasarkan pada aturan-aturan yang tegas. Aturan-aturan yang ada
dimaksudkan dimaksudkan sebagai sarana untuk mengatur hubungan antar
anggotanya da dalam setiap usaha mencapai tujuannya. Status-status yang
dimiliki oleh anggota-anggotanya diatur pula sesuai dengan pembatasan
tugas dan wewenangnya. Sebagai contohnya adalah instansi pemerintah.
perguruan tinggi, dan lain-lain.
Sedangkan kelompok informal adalah kelompok-kelompok yang terbentuk
karena kuantitas pertemuan yangcukup tinggi dan berulang-ulang. Setiap
pertemuan dilakukan atas dasar kepentingan dan pengalaman masing-masing
yang relatif sama. Dalam kelompok informal, juga terdapat klik
(qliques), yaitu kelompok yang terikat kuat atas dasar persahabatan atau
kepentingan bersama dan mempunyai perasaan kelompok yang sangat kuat.
5) Membership group dan Reference group
Mengutip pendapat Robert K. Merton, bahwa membership group adalah
kelompok di mana setiap secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Sebenarnya pengertiannya sama dengan apa yang disebut informal group,
namun dalam kelompok ini anggotanya sering melakukan interaksi untuk
membentuk kelompok-kelompok tersendiri, dan ukuran keanggotaan dalam
kelompok adalah interaksinya dengan kelompok sosial tersebut, termasuk
para anggotanya, artinya terlepas dari apakah seseorang masih termasuk
sebagai anggota atau tidak.
Reference group adalah kelompok sosial yangdijadikan sebagai
perbandingan atau contoh bagi seseorang yang bukan sebagai anggotanya,
kemudian seseorang yang bersangkutan melakukan identifikasi dirinya.
Secara umum, kelompok referensi merupakan kelompok yang menurut
pandangan seseorang mengakui, menerima dan mengidentifikasikan dirinya
tanpa garus menjadi anggotanya. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
mengutip pendapat Robert K. Merton, bahwa ada dua tipe umum dari
reference group, yaitu :
1) Tipe normatif (normative type ) yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang.
2) Tipe perbandingan ( comparison type) yang merupakan suatu pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.
Tipe pertama, merupakan sumber bagi nilai-nilai individu
–individu baik yang menjadi anggota maupun bukan anggota kelompok
tersebut. Misalnya seorang anggota angkatan bersenjata berpegang teguh
terhadap tradisi yang telah dipelihara oleh para veteran.
Tipe kedua, merupakan perbandingan untuk memberi kedudkan
seseorang, misalnya status ekonomi seseorang dibandingkan dengan status
ekonomi orang lainyang semasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar